Sabtu, 16 Maret 2013


Prof. Agung Endro Nugroho,S.Si., M.Si., Apt. resmi dikukuhkan sebagai guru besar termuda di UGM dengan usia 36 tahun. Prof. Agung dikukuhkan di Balai Senat UGM, Kamis (28/02/2013) melalui SK Pengangkatan Guru Besar pada 1 Oktober 2012 lalu.

Pria kelahiran Surakarta, 15 Januari 1976 lalu ini, merupakan staf pengajar Fakultas Farmasi UGM. Pada pengukuhannya, ia menyampaikan pidato pengukuhan berjudul 'Peran Farmakologi Molekuler Dalam Perkembangan Penelitian Kefarmasian'.

Dalam pidatonya Agung mengungkapkan bahwa ilmu farmakologi saat ini mengalami perkembangan yang pesat dan telah mencapai level molekuler. Farmakologi tidak lagi hanya mengkaji efek obat, tetapi hingga mekanisme dan target aksi molekul obat dalam tubuh. 


"Dalam hal ini aksi obat dalam tubuh manusia melibatkan berbagai aksi yang kompleks pada level molekuler. Sementara penelitian farmakologi molekuler dan biomedik yang ada saat ini banyak mengarah pada identifikasi protein-protein regulator dan sistem signaling kompleks yang berperan dalam proses fisiologi normal atau kondisi patologis di beberapa sistem dalam tubuh," ujarnya.

Menurutnya, melalui penelitian farmokologi molekuler inilah dapat menjelaskan urutan genom manusia dan menjadi dasar implementasi farmakologi molekuler dalam pengobatan. Agung menyampaikan bahwa di Indonesia, farmakologi molekuler telah digunakan sebagai strategi dalam penemuan obat herbal yaitu melalui penelusuran fraksi aktif tanaman obat, salah satunya adalah awar-awar. 

Saat ditemui usai acara, Agung menyayangkan saat ini Indonesia belum mampu memproduksi obat-obatan herbal secara mandiri. Padahal Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversitas tanaman terbesar di dunia yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku obat herbal. 

"Sebenarnya Indonesia memiliki biodiversitas tanaman terbesar. Ironisnya, justru 90 persen obat-obatan masih harus dipenuhi dengan impor dari negera lain," tuturnya.

Pria yang kini menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Pada Masyarakat dan Kerjasama Fakultas Farmasi UGM ini terdorong untuk terus melakukan penelitian dan mengkaji lebih banyak lagi berbagai kemungkinan mengembangkan obat-obatan herbal memanfaatkan tanaman lokal. 

"Saat ini Fakultas Farmasi UGM telah mengembangkan sejumlah obat-obatan herbal yang akan segera diproduksi untuk masyarakat luas diantaranya obat anti hipertensi, obat untuk diabetes dan obat anti kanker. Pengembangan obat herbal sangat penting dilakukan karena selain minim efek samping, penggunaan obat bisa lebih terkontrol dan aman," imbuhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar